Adik : Kak, keluar yuk, kita main sama temen-temen
Kakak : Nggak mau, kamu gak ngeliat nih, Kakak lagi sibuk lihat beranda Facebook kakak
Adik : Yaudah aku duluan ya kak
Kemudian, si kakak pun menolak ajakan adik untuk keluar bermain bersama teman-temannya. Hari demi hari berlalu, tahun demi tahun meninggalkan bulannya. Keluarga mereka pun berniat akan jalan-jalan ke luar negeri.
Semua anggota ikut kecuali si kakak yang selalu asyik dengan Akun Facebook miliknya.
Ibu : Kamu serius kak, gak mau ikut jalan-jalan sama kita? Ke luar negeri lho!
Kakak : Ibu gak ngeliat apa?! Kakak lagi sibuk lihat beranda Facebook kakak.
Begitulah terus reaksi yang diberikan si Kakak saat diajak beraktifitas. Akhirnya, keluarga mereka pun berangkat jalan-jalan ke luar negeri.
Tiba-tiba saja sang Kakak bosan melihat-lihat beranda di akun Facebooknya. Kakak pun berniat untuk keluar dari rumah. Namun saat ia membuka pintu.
Kakak : brakk.. (suara pintu). Lho! Kok tanamannya berubah jadi alumunium, tanah pun sudah dilapisi baja, dan orang-orang kok pake baju dari bahan metalic. Aduh! Udah berapa lama aku gak keluar rumah?!!!
Yang lebih mengejutkan adalah tiba-tiba saja cuaca menjadi hujan.
Kakak : Aduh basah, aduh basah.
Ibu menyiram Kakak dengan air karena tertidur di depan pintu dan susah dibangunkan. Kakak pun terbangun dari mimpinya yang kurang mengenakkan itu. Alhamdulillah, ternyata cuma mimpi! Akhir cerita, kakak pun berjanji untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Analisis Struktur
Abstraksi
Pada suatu hari, ada seorang anak remaja yang sedang bermain smartphone sambil melihat-lihat beranda Facebooknya, di sisi lain adiknya juga sedang berfokus kepada artikel yang sedang ia baca. Kemudian si Adik mengajak kakaknya untuk keluar bermain dengan teman sebayanya,
Orientasi
Adik : Kak, keluar yuk, kita main sama temen-temen
Kakak : Nggak mau, kamu gak ngeliat nih, Kakak lagi sibuk lihat beranda Facebook kakak
Adik : Yaudah aku duluan ya kak
Krisis
Kemudian, si kakak pun menolak ajakan adik untuk keluar bermain bersama teman-temannya. Hari demi hari berlalu, tahun demi tahun meninggalkan bulannya. Keluarga mereka pun berniat akan jalan-jalan ke luar negeri.
Semua anggota ikut kecuali si kakak yang selalu asyik dengan Akun Facebook miliknya.
Ibu : Kamu serius kak, gak mau ikut jalan-jalan sama kita? Ke luar negeri lho!
Reaksi
Kakak : Ibu gak ngeliat apa?! Kakak lagi sibuk lihat beranda Facebook kakak.
Begitulah terus reaksi yang diberikan si Kakak saat diajak beraktifitas. Akhirnya, keluarga mereka pun berangkat jalan-jalan ke luar negeri.
Tiba-tiba saja sang Kakak bosan melihat-lihat beranda di akun Facebooknya. Kakak pun berniat untuk keluar dari rumah. Namun saat ia membuka pintu.
Kakak : brakk.. (suara pintu). Lho! Kok tanamannya berubah jadi alumunium, tanah pun sudah dilapisi baja, dan orang-orang kok pake baju dari bahan metalic. Aduh! Udah berapa lama aku gak keluar rumah?!!!
Yang lebih mengejutkan adalah tiba-tiba saja cuaca menjadi hujan.
Kakak : Aduh basah, aduh basah.
Koda
Ibu menyiram Kakak dengan air karena tertidur di depan pintu dan susah dibangunkan. Kakak pun terbangun dari mimpinya yang kurang mengenakkan itu. Alhamdulillah, ternyata cuma mimpi! Akhir cerita, kakak pun berjanji untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Analisis Kaidah Kebahasaan
- Menggunakan Kata Keterangan Waktu seperti suatu hari.
- Menggunakan Kata Keterangan Tempat seperti di rumah
- Menggunakan Urutan Peristiwa Berdasarkan Waktu seperti kemudian, setelah itu, dll
- Menggunakan Kalimat Sindiran
Makna dari teks anekdot tersebut adalah sindiran terhadap Facebook yang kerap kali dimainkan penggunanya yang tak mengenal waktu sehingga Facebook diasumsikan dapat memakan waktu berharga kalian. Intinya, kita harus bijak dalam menggunakan media sosial terutama Facebook.